Jumat, 11 Desember 2009

Raja yang Pikun

Di suatu desa yang rakyatnya hidup tidak makmur akibat adanya pajak yang begitu besar. Dengan adanya pajak mereka para masyarakat merasa dianiaya, “barang siapa tidak membayar pajak akan hukum tiga tahun kurungan penjara dan barang siapa ketahuan tidak membayar pajak akan dihukum mati”, begitu isi pemberitahuannya.

Setiap bulan semua orang membayar pajak, walaupun uang mereka hanya untuk makan selama satu bulan, karena takut dihukum penjara mereka memutuskan untuk membayar pajak dari pada dihukum penjara, tetapi ada beberapa orang yang cara berpikirnya lain mereka lebih suka dipenjara dari pada hidup sengsara karena di penjara setiap pagi, siang, dan sore di beri makan, sedangkan kalau membayar pajak, perut lapar, kerja banyak, capek, dan akhirnya jatuh sakit.

Raja tambah lama tambah kaya dia selalu menguburkan uangnya di suatu tempat di luar istana. Lama-kelamaan dia lupa di mana menguburkan uangnya tersebut, tetapi dia tidak perlu kuatir karena dia akan mendapatkan uang lagi dari rakyatnya.

Di luar istana ada seorang anak yang suka sekali membantu orang tuanya di sawah Ayahnya yang letaknya jauh dari desa. Anak ini bernama Heri anak seorang petani yang miskin. Setiap pulang dari sawahnya dia selalu bermain ke sungai untuk mencari ikan. Ikan yang dia dapat tidak di makan, melainkan dipeliharanya, karena dia tidak mengetahui cara memelihara ikan. Jadi ikannya mati terus tetapi tidak dimakannya melainkan di kuburnya pada suatu tempat.

Heri yang sangat suka memelihara ikan tetapi sayangnya ikannya mati terus. Karena dia sedih maka dikuburnya ikannya pada suatu tempat. Di galinya lubang yang dalam, ketika dia lagi mencangkul, cangkulnya menumbur benda yang keras, Heri kaget dia terus menggali lubang tersebut, ternyata benda yang keras tersebut adalah sebuah peti. Setelah dibukanya ternyata isinya uang yang banyak sekali. Heri langsung membawanya pulang dia tidak lupa menguburkan ikannya di dalam lubang yang digalinya tadi.

Heri memberitahukan peti yang didapatkannya itu kepada orang tuanya yaitu Ayah dan ibunya, Ayahnya bertanya “Dari mana kamu dapatkan uang sebanyak ini”, Heri menjawab “aku mandapatkannya pada saat aku menggali lubang untuk menguburkan ikanku yang telah mati”. Ayah dan Ibunya Heri sangat senang kepada Heri, karena di saat kesusahan karena pajak yang begitu besar keluarga Heri dapat hidup dengan tenang.

Walau mereka menjadi orang yang kaya tetapi mereka tidak sombong, dan selalu menolong orang yang kesusahan. Heri sangat senang sekali dapat menolong orang yang sedang kesusahan.

Raja kembali mengingat-ingat kembali dimana dia mengubur uangnya, ia ingat dia menguburnya di antara lima pohon yang berbaris yang mengarah ke sungai dan disebelahnya ada batu besar. Setelah ingat sang Raja langsung pergi dan menggali tempat tersebut setelah digalinya didapatnya buntang ikan yang telah membusuk.

Walaupun petinya hilang tetapi Raja tetap tidak kapok dia masih saja terus menyimpan uangnya di dalam tanah karena kalau dia menyimpan di Istana bakal ketahuan selirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar