Sabtu, 12 Desember 2009

Install Windows XP lewat USB Flash Disk Bagian 2

Nemu 2 program bagus nih (semuanya freeware) untuk menginstall Windows XP lewat USB Flash Disk, Filenya kecil banget kok & bisa cari di Google, tapi kalo teman2 malas nge-googling, ini Ane kasih linknya :
http://www.ziddu.com/download/7200730/usb_prep8_dotexe.org.zip.html untuk copy WIndows XP ke USB Flash Disk [Link checked @ 6 Okt 2009]
http://ul.to/934a6p untuk menjadikan USB Flash Disk menjadi Bootable [Link checked @ 6 Okt 2009]

Langkah-langkah Pembuatan:

1. Ekstrak kedua file sesuai keinginan Anda dengan menggunakan WinZip atau WinRar (Lebih baik buat Folder baru), sebaiknya File PeToUSB_3.0.0.7.zip dijadikan satu folder bersama File usb_prep8.zip atau sebaliknya.

2. Tancapkan USB flash disk ke salah satu port USB. Ingat-ingat posisi drive-nya. Apakah F:, G:, H:, dan sebagainya.

3. Masukkan CD instalasi Windows XP ke optical drive. Jika komputer menjalankan proses instalasi secara otomatis, batalkan saja dan tutup semua aplikasi yang tengah berjalan.

4. Selanjutnya, buka folder di mana Anda mengekstrak aplikasi modul pembuat instalasi.

5. Jalankan file bernama “usb_prep8.bat” maka di layar monitor akan tampak jendela Command Prompt berisi macam-macam perintah. Jika sudah muncul tulisan “Press any key to continue,” tekan sembarang tombol untuk konfirmasi.

6. Di layar akan muncul jendela PEtoUSB yang meminta Anda memformat USB flash disk Anda. Tak perlu mengubah setting apa pun, langsung klik Start untuk mulai proses format. Jawab konfirmasi sesuai kebutuhan Anda.

7. Jika sudah selesai, tutup jendela PEtoUSB (jangan menutup jendela Command Prompt yang tadi terbuka ketika Anda menjalankan usb_prep8.bat), maka di layar akan muncul opsi-opsi dari 0 hingga 5.

8. Gunakan opsi 1 untuk memilih sumber file instalasi yang nantinya akan disalin ke flash disk. Disini, tentukan di drive mana Anda menyimpan instalasi Windows XP. Pilih saja optical drive di mana sudah ada CD Windows XP di dalamnya, atau pilih folder pilihan Anda jika Anda telah menyalin file instalasi Windows XP ke folder tertentu.

9. Pilih opsi 3 untuk menentukan di mana Anda mencolok flash disk. Kalau flash disk Anda berada di drive F:, maka ketik F dan tekan ENTER. Jika drive G: maka ketik G dan tekan ENTER, begitu seterusnya berlaku untuk drive lain.

10. Selanjutnya pilih opsi 4 untuk mulai proses pembuatan modul instalasi yang nantinya akan disalin ke flash disk secara otomatis. Jawab apa pun konfirmasi yang muncul dengan Y atau YES atau OK atau bentuk persetujuan lain.

Selesai! Kini flash disk Anda telah siap digunakan untuk instalasi Windows XP! Silahkan melakukan setting pada BIOS Anda, dan pilih Removeable Disk (atau apa pun nama lainnya) sebagai media pertama yang dijalankan saat booting.

Untuk yang menggunakan sistem RAID, coba pakai Nlite,

Jumat, 11 Desember 2009

Si Gembala Pembohong

Di suatu desa ada seorang anak gembala. Setiap hari dia menggembalakan kambingnya di padang rumput agak jauh dari desa. Si Gembala itu anak yang nakal.

Dia suka berbuat usil dengan teman-temannya. Pada suatu hari yang panas, dia sedang menggembala kambing-kambingnya di sebuah padang rumput, tak jauh dari desanya. Di kelompok lain, kambing-kambing orang-orang desa digembalakan juga, meski tidak ada yang menjaganya. Tiba-tiba, dia punya ide jahat untuk membohongi warga desa. Kemudian dia berteriak keras, "Ada serigala! Ada serigala! Tolong... tolong...tolong!" "Serigala mau makan kambing-kambing kita." Dia berharap warga desa mendengar teriakannya dan segera berlari ke arah padang rumput.

Warga desa yang mendengar teriakan anak itu segera berlari ke padang rumput untuk menyelamatkan kambing-kambing mereka. Namun ketika mereka sampai, ternyata tidak ada serigala. Hanya anak gembala itu yang tertawa terpingkal-pingkal melihat warga desa yang telah dibohonginya.

Keesokan harinya, anak gembala tersebut mengulangi tipuannya. Dia berteriak lebih keras dari sebelumnya, “ada serigala…. Ada serigala… kambing-kambing kita mau dimakan… Warga desa kembali bergegas hendak menyelamatkan kambing-kambing mereka. Anak gembala itu kembali tertawa terpingkal-pingkal.

Sampai pada suatu hari, segerombolan serigala benar-benar datang menghampiri kambing-kambing anak gembala itu. Si anak gembala begitu ketakutan dan segera berteriak keras sekali, "Tolooong... toloooong, ada serigala mau makan kambing kambing ku, tolong!" Para warga desa mendengar teriakan anak gembala itu. Namun mereka diam saja, dikira pasti itu tipuan anak gembala itu lagi. Maka mereka diam saja di desa meneruskan pekerjaan mereka. Malang si anak gembala, semua kambingnya habis dimakan serigala.

Begitulah nasib yang menimpa anak yang sering berbohong: bahkan berkata benar pun tidak ada orang yang akan percaya.

Pesan Moral : Jangan suka berbohong pada orang lain, karena jika sering berbohong maka orang lain akan menjadi tidak percaya dengan perkataan kita.

Kado Ulang Tahun Dari Mama

Setiap tanggal 7 Juni Mama selalu merayakan ulang tahunku. Pada ulang tahunku yang ke 12, mama memberiku sebuah kado yang sangat menarik. Sebuah sepeda mini termahal yang pernah dijual di Indonesia.

Aku senang menerima hadiah dari mama. Bukan saja karena harganya yang sangat mahal, tetapi juga karena mama memperbolehkan aku bersepeda ke sekolah.

"Ketika usiamu menginjak 12 tahun engkau boleh bersepeda ke sekolah," kata mama suatu hari.

"Kenapa harus menunggu usia 12 tahun?" aku bertanya dengan kesal.

"Tubuhmu kecil Nita. Kalau engkau bersepeda pada usia 10 tahun, aku khawatir akan keselamatanmu. Kendaraan yang begitu padat selalu menghantuiku."

Akhirnya aku memaklumi kekhawatiran mama.

Kini aku boleh bersepeda ke sekolah. Teman-temanku menyambutku dengan riang. Mereka senang karena aku mempunyai sepeda baru.

"Aku boleh pinjam ya Nita?" seru Triana sambil mendekatiku.

"Aku juga ya Nita?" kata yang lain.

Aku mengangguk lemah. Bukan aku tidak mau memberi pinjaman kepada teman. Aku khawatir mereka tidak bisa bersepeda dengan baik. Jika jatuh tentu sepedaku lecet, atau ada bagian yang rusak. Tapi tak mungkin aku menolak keinginannya.

"Tapi hati-hati ya!" seruku mengingatkan.

Triana senang sekali ketika aku mengijinkan dia naik sepeda. Selama ini dia tidak pernah mempunyai sepeda. Kalau ingin naik sepeda selalu pinjam teman. Biasanya teman-teman jarang yang memberi pinjaman. Alasannya sederhana saja, takut sepedanya rusak.

Aku hanya melihat-lihat Triana bersepeda. Suatu saat hampir saja ia jatuh, tapi aku berhasil menangkapnya. Setelah itu aku tidak memperbolehkannya lagi. Setelah Triana kini Nunung yang pinjam. Karena aku sudah berjanji untuk memberikan pinjaman maka kuberikan sepeda kesayanganku.

Nunung lebih mahir bersepeda dari pada Triana, walaupun begitu dia agak ugal-ugalan. Di tempat yang sempit pun dia berani naik sepeda. Karena sikapnya yang ugal-ugalan itu maka ia terjatuh. Aku menjerit tapi Nunung hanya tersenyum saja.

"Wah...pasti aku dimarahi mama," kataku kepada Nunung.

"Ah begitu saja marah. Mana mungkin mamamu akan marah? Bukankan kamu anak kesayangan?" kata Nunung tanpa memperdulikan perasaanku.

"Enak saja kamu berbicara. Di rumah pasti mama memarahiku. Bisa-bisa aku tidak boleh naik sepeda lagi."

Ketika pulang sekolah hatiku bimbang. Pikiranku hanya teringat mama. Kalau aku bercerita terus terang tentu mama akan marah, tapi jika aku berbohong aku merasa berdosa. Kini sayap depan sepedaku terkelupas sedikit. Mama pasti akan mengetahuinya. Karena itu aku akan bercerita terus terang.

"Bagaimana Nita enak kan memakai sepeda baru?"

Aku mengangguk.

"Lho, kenapa wajahmu kusam? Ada apa, sayang?"

Aku secepatnya menjelaskan masalahnya. Hatiku bimbang.

"Jadi temanmu yang jatuh?"

Aku mengangguk.

"Semahal apapun sepeda tidak lebih baik dari persahabatan," kata mama dengan wajah tenang.

"Maksud mama?"

"Jangan risaukan semua itu. Mama memang memberimu hadiah ulang tahun, tapi mana mungkin engkau sendiri yang akan naik sepeda? Bukankah teman-temanmu juga ingin mencobanya?"

Sungguh aku malu kepada Nunung. Ketika Nunung menjatuhkan sepedaku, aku cemberut dan marah-marah. Ternyata mama justru sebaliknya.

"Apakah engkau memarahi Nunung?"

"Tentu saja Ma. Aku sayang sekali dengan sepeda baru itu. Mama membelinya dengan uang yang sangat banyak."

Mama tertawa mendengar pengakuanku.

"Nita, Nita...sekali lagi mama katakan...jangan engkau tukar persahabatan dengan sebuah sepeda. Jika engkau tidak mempunyai teman, pasti engkau susah. Tetapi jika kamu bersepeda dengan sepeda yang rusak sedikit, engkau masih tetap bahagia."

Keesokan harinya, aku buru-buru menemui Nunung. Aku ingin minta maaf karena aku marah-marah kepadanya. Tetapi kata Triana, Nunung tidak masuk sekolah karena takut telah merusak sepedaku. Aku mengajak Triana ke rumah Nunung. Begitu tahu kedatanganku, Nunung berlari masuk ke rumahnya.

"Nunung, aku datang untuk minta maaf kepadamu. Mama tidak memarahiku, mama maklum kesalahanmu. Karena itu aku kemari ingin minta maaf."

Tak berapa lama, Nunung keluar dari kamarnya dan segera memelukku.

"Maafkan aku, Nita. Aku telah merusak sepeda kesayanganmu!"

"Maafkan aku juga Nung. Aku terlalu emosi!"

Kami menjadi teman baik kembali.

Ayo Pukul, Ayah!

(Sebuah pengalaman hidup)

Ayah adalah penggemar baseball yang fanatik. Saya tumbuh di New York City, karena itu bisa melihat team-team yang hebat berlaga di Polo Grounds, Ebbets Field dan Yankee Stadium.

Pada hari Sabtu, saya dan ayah sering menjadi sporter untuk mendukung team favorit kami di stadion itu. Lama-lama saya juga menyukai permainan baseball. Tetapi karena saya seorang anak perempuan - saya lebih banyak sebagai penonton daripada pemain; seperti lazimnya yang terjadi masa itu.

Tiap ada kesempatan, ayah selalu mengajak saya ke taman dimana ada team anak-anak yang bermain baseball, dan ayah melemparkan bola untuk saya pukul. Kami bermain bersama berjam-jam, dan baseball menjadi bagian terbesar dari hidup saya.

Suatu hari saat sedang bermain baseball di taman, saya melihat seorang wanita mendorong anak laki-lakinya di atas kursi roda, berhenti untuk melihat permainan kami. Ayah menghentikan permainan dan bertanya kepada anak itu apakah mau ikut bermain. Ibunya menjelaskan bahwa yang di kursi roda itu adalah anaknya dan menderita polio; sehingga tidak bisa beranjak dari kursi roda. Tetapi penjelasan itu tidak menghentikan niat ayah. Ayah memberikan pemukul di tangan kecil anak itu, dan mendorong kursi roda di base pemukul serta membantunya menggenggam tongkat pemukul. Kemudian ayah berteriak pada saya, "Anne, lemparkanbola pada kami."

Saya sempat gugup karena kuatir jika bola yang saya lempar mengenai anak itu. Tetapi saat melihat mata anak laki-laki itu berbinar-binar, saya meyakinkan diri untuk melemparkanbola padanya. Saat bola sampai, tongkat pemukul yang digenggam oleh anak laki-laki dan ayah menghantam dengan tepat, dan anak itu berteriak kegirangan.Bola terbang melintas di atas kepala saya dan jatuh di di seberang lapangan. Saya berlari untuk memungut bola, dan saat berbalik, saya mendengar ayah menyanyikan lagu 'Bawa Aku Ke Pertandingan Baseball ' sambil mendorong kursi roda itu melewati semua base di sekeliling lapangan. Ibunya bertepuk tangan dengan riuh dan anak itu minta untuk bisa tetap ikut meneruskan permainan.

Satu jam kemudian kami meninggalkan lapangan, sangat lelah tapi bahagia. Dengan air mata membanjir di pipinya, ibu anak laki-laki itu mengucapkan banyak terima kasih kepada ayah karena sudah memberikan kebahagiaan yang tak ternilai bagi anaknya yang menderitapolio. Ayah tersenyum dan berkata bahwa dia juga ikut merasakan kebahagiaan itu, dan memintanya untuk bisa kembali lagi dan bermain baseball bersama kami.

Pada hari Sabtu berikutnya, saya dan ayah menunggu, tetapi anak laki-laki dengan kursi rodanya tidak muncul. Saya merasa sedih dan menduga-duga apa yang terjadi sehingga mereka tidak datang. Saya dan ayah bermainbaseball sampai siang, tetapi mereka tetap tidak datang.

Dua puluh tahun telah berlalu dan ayah yang saya cintai meninggal dengan tenang di usia lima puluh sembilan tahun. Dengan kepergian ayah, segala sesuatunya berubah dan dan keluargakami memutuskan untuk pindah ke Long Island. Perasaan saya campur aduk, karena harus meninggalkan lingkungan dan tetangga yang sudah sangat akrab sejak saya kecil.

Terakhir kali, saya memutuskan untuk pergi ke taman dimana saya dan ayah telah mengukir banyak kenangan indah di sana. Saya berhenti di lapanganbaseball. Di sana saya dan ayah biasa bermain pada hari Sabtu. Saat itu saya melihat dua group anak-anak sedang bermain baseball.

Saya duduk untuk melihat sejenak. Saya merasa air mata menetes ketika melihat anak-anak itu larut dalam permainan yang sangat saya sukai. Saya sangat rindu pada ayah.

"Jeff, jaga base-mu," seorang pelatih berseru. Saya menyoraki seorang pemain yang berlari kencang setelah berhasil memukul bola hingga keluar lapangan. Pelatih itu berbalik dan tersenyum. Dia berkata, "Anak-anak sangat senang jika bisa berlari home run, bu."

Dia meneruskan, "Saya tidak pernah membayangkan bisa menjadi pelatih di lapangan ini. Saat masih kecil saya menderita polio dan harus duduk di kursi roda. Suatu hari ibu mendorong kursi saya ke lapangan ini dan saat itu ada seorang laki-laki dan anak perempuannya sedang bermain. Saat melihatkami , mereka menghentikan permainannya dan bertanya pada ibu saya apakah saya bisa ikut bergabung dalam team itu. Dia membantu saya memegangi tongkat pemukul dan anak perempuannya melemparkanbola pada saya. "

"Saat itu saya berhasil memukul bola dengan kencang karena dibantu oleh laki-laki itu. Selanjutnya dia berlari mendorong kursi saya melewati semua base di sekeliling lapangan sambil bernyanyi, 'Bawa Aku Ke PertandinganBaseball .' Itu adalah hari yang paling membahagiakan saya, lebih dari pada tahun-tahun yang sudah saya lalui. Saya percaya bahwa pengalaman itu
memberi dorongan semangat yang luar biasa supaya bisa berjalan."

"Kami pindah ke New Jersey hari berikutnya. Itulah sebabnya pada itu ibu membawa saya ke taman untuk mengucapkan perpisahan dengan teman-teman saya. Saya tidak pernah melupakan laki-laki berserta anak perempuannya itu. Saya bermimpi bisa berlari melintasi base di sekeliling lapangan dengan kedua kaki saya sendiri. Dengan mimpi itu, melalui kerja keras tiap hari, akhirnya bisa terwujud."

"Saya kembali lagi ke sini tahun lalu, dan mulai saat itu menjadi pelatih team anak-anak di sini. Saya berharap suatu hari dengan berdiri tegak, bisa bertemu dengan laki-laki dan anak perempuannya lagi. Siapa tahu, saya bisa menemukannya sedang berada di lapangan sedang melemparkanbola pada cucunya - setelah tahun-tahun datang dan pergi. Saat itu saya akan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga padanya."

Air mata mengalir di pipi saat mengetahui bahwa ayah menerima ucapan terima kasih dari seorang anak yang ditemuinya dua puluh tahun lalu. Saya merasa seolah-olah masih mendengar seruannya "Pukul dengan keras!", sambil berdiri tepat di samping saya, tidak peduli apakah hidupnya sudah direnggut dari sisi saya dan keluarganya.

Suatu contoh kebaikan hati yang sederhana di musim semi itu telah mengubah hidup saya selamanya. Setelah dua puluh tahun berlalu, kenangan indah itu ternyata berbuah dengan mengagumkan. "Ayo pukul, ayah!" kata saya saat meninggalkan lapangan itu. "Saya tahu, ayah masih memainkan pertandingan yang kita sukai bersama -baseball!"

Mamaku Sayang

Mamaku Sayang

Mamaku sayang, aku mau cerita sama mama. Tapi ceritanya pake surat ya. Kan, mama sibuk, capek, pulang udah malem. Kalo aku banyak ngomong nanti mama marah kayak kemarin itu, aku jadinya takut dan nangis.

Kalo pake surat kan mama bisa sambil tiduran bacanya. Kalo ngga sempet baca malem ini bisa disimpen sampe besok, pokoknya bisa dibaca kapan aja deh. Boleh juga suratnya dibawa ke kantor. Ma, boleh ngga aku minta ganti mbak? Mbak Jum sekarang suka galak, Ma. Kalo aku ngga mau makan, piringnya dibanting di depan aku. Kalo siang aku disuruh tidur melulu, ngga boleh main, padahal mbak kerjanya cuman nonton TV aja.

Bukannya dulu kata mama mbak itu gunanya buat nemenin aku main?
Trus aku pernah liat mbak lagi ngobrol sama tukang roti di teras depan. Padahal kata mama kan ngga boleh ada tukang-tukang yang masuk rumah kan ?

Kalo aku bilang gitu sama mbak, mbak marah banget dan katanya kalo diaduin sama mama dia mau berhenti kerja. Kalo dia berhenti berarti nanti mama repot ya? Nanti mama ngga bisa kerja ya? Nanti ngga ada yang jagain aku di rumah ya?

Kalo gitu susah ya, ma? Mbak ngga diganti ngga apa-apa tapi mama bilangin dong jangan galak sama aku.
Ma, bisa ngga hari Kamis sore mama nganter aku ke lomba nari Bali? Pak Husin sih selalu nganterin, tapi kan dia cowok, ma. Ntar yang dandanin aku siapa?

Mbak Jum ngga ngerti dandan. Ntar aku kayak lenong. Kalo mama kan kalo dandan cantik. Temen-temen aku yang nganterin juga mamanya.

Waktu lomba gambar minggu lalu Pak Husin yang nganter; tiap ada lomba Pak Husin juga yang nganter. Bosen, ma. Lagian aku pingin ngasi liat sama temen-temenku kalo mamaku itu cantik banget, aku kan bangga, ma.

Temen-temen tuh ngga pernah liat mama. Pernah sih liat, tapi itu tahun lalu pas aku baru masuk SD, kan mereka jadinya udah lupa tampangnya mama. Ma, hadiah ulang tahun mulai tahun ini ngga usah dibeliin deh. Uangnya mama tabungin aja. Trus aku ngga usah dibeliin baju sama mainan mahal lagi deh.

Uangnya mama tabung aja. Kalo uang mama udah banyak, kan mama ngga usah kerja lagi. Nah, itu baru sip namanya.
Lagian mainanku udah banyak dan lebih asyik main sama mama kali ya?

Udah dulu ya, ma. Udah ngantuk.
I love you Mom.

Kisah Seorang Balerina

Di sebuah negara di Eropa Timur, di sebuah kota, seorang Balerina, sedang berlatih keras mempersiapkan diri untuk audisi balerina idol di negaranya. Balerina muda yang bernama Eva ini berlatih dengan penuh semangat. Hingga ketika tiba hari audisi…..

Eva menanti-nanti cemas giliran dia untuk tampil audisi. Beberapa penari lain sudah mulai tampil memperagakan kemahiran masing-masing di depan pelatih balet kenamaan yang bernama Vladimir. Eva sudah lama menantikan hal ini, tampil di depan pelatih balet kenamaan internasional, dia sudah mengidamkan untuk menjadi murid balet dari pelatih terkenal ini, Vladimir….
“Dan peserta berikutnya…kita panggilkan Eva….” terdengar suara panitia memanggil nama Eva untuk tampil ke atas panggung audisi memperagakan tarian baletnya..

Dan Eva pun bergerak maju ke depan. Setelah membungkuk hormat pada si pelatih kenamaan, Eva mulai memperagakan tarian baletnya… Satu jurus, dua jurus, tiga jurus….

Tiba-tiba si pelatih kenamaan bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan meja nya dan berjalan masuk ke ruang belakang.. Eva si penari balet, meliat si pelatih kenamaan tadi masuk ke ruang belakang, menjadi kecewa. Dia merasa kecewa, baru memperagakan sedikit tarian baletnya, si pelatih sudah meninggalkan ruangan.

Air mata menitik di pipi Eva, dia merasa si pelatih kecewa dengan tarian dia sehingga meninggalkan ruang audisi. Eva dengan air mata bergegas meninggalkan ruang audisi, dia merasakan harapan dan impian-impian dia kabur untuk menjadi penari balet terkenal pupus sudah…

Selang beberapa tahun kemudian….

Ketika Eva sedang berjalan-jalan di kotanya dengan kedua putrinya, ada suara yang menyapanya…

“Anda Eva bukan?” kata suara tadi

Eva mencari sumber suara, ketika dia menemukan sumber suara, dia terkejut sekali. Ternyata Vladimir si pelatih balet kenamaan, juri audisi balet yang pernah dia ikuti.

“Iya, saya Eva,”jawab Eva singkat. Eva teringat kekecewaan yang dia alami dulu beberapa tahun yang silam, ketika si Vladimir pelatih kenamaan ini meninggalkan dia pada saat dia baru saja tampil di audisi. Pada saat itu Eva mau menampilkan seluruh keahlian dia di bidang balerina, namun baru tiga jurus, si pelatih dan sekaligus juri audisi meninggalkannya..

“Kenapa sdri Eva tidak melanjutkan karir balerina?” tanya Vladimir. “Saya dulu mencari-cari sdri Eva beberapa kali, saya melihat potensi yang besar sekali ada pada diri sdri. Saya ingin sekali mendapatkan seseorang yang bisa saya jadikan juara balerina terkenal dari sdri Eva. Waktu itu saya hanya melihat sedikit saja tarian sdri, saya sudah tau bahwa sdri betul-betul punya bakat yang luar biasa, saya mau memberikan kartu nama saya pada sdri Eva agar bisa menghubungi saya sesudah audisi untuk pelatihan selanjutnya, namun kartu nama saya di saku saya waktu itu habis, sehingga saya terpaksa bergegas ke belakang, ke ruangan saya untuk mengambil kartu nama lagi untuk sdri, namun ketika saya kembali ke ruangan audisi, saya tidak menjumpai sdri Eva lagi.”jelas Vladimir, si pelatih tari ini…

Mendengar penjelasan ini, Eva merasakan penyesalan yang dalam. Dia dulu ternyata salah anggapan..

HIKMAH

Cerita hikmah berikut menggambarkan bahwa kita tidak boleh terlalu cepat menyerah, tidak boleh juga berpikiran negatif.. Si Eva berpikir negatif merasa si pelatih meninggalkan dia pada saat audisi padahal si pelatih bermaksud sebaliknya..

Yang Paling Mudah Dilukis adalah Hantu

Berikut cerita hikmah yang saya ambil dari sebuah buku komik bergambar : Cerita hikmah dari Negeri Cina.. Komik yang menarik, bergambar kartun lucu, namun membawa banyak hikmah bagi saya, santai bacanya, per cerita biasanya cuma satu halaman satu hikmah. Buat anda yang kurang suka baca buku, mungkin bisa dimulai dengan membaca komik bergambar dulu, namun pilihlah yang bermanfaat yang membawa hikmah kehidupan..

Seorang pangeran dari Qi sedang memperhatikan seorang pelukis bekerja.

“Tuan, apakah yang paling sulit dilukis?” kata sang Pangeran pada si pelukis.

“Anjing dan Kuda,”jawab si pelukis.

“Apakah yang paling mudah dilukis?” tanya sang Pangeran lagi.

“Hantu,”jawab singkat si pelukis.

“Mengapa?”tanya sang Pangeran lagi.

“Anjing dan kuda itu serupa dengan manusia. Perbedaan sedikit saja akan ketahuan. Sementara hantu itu kan tidak nyata dan tidak seorang pun pernah melihatnya. Jadi kamu bisa melukisnya sesuka kamu. Itulah sebabnya hantu itu paling mudah dilukis,”terang si pelukis.

“Tepat sekali!”

Hikmah

“Yang belum diketahui belum tentu yang paling sulit diraih”

Wahai pembaca, anda punya pemisalannya dalam kehidupan anda??

Raja yang Pikun

Di suatu desa yang rakyatnya hidup tidak makmur akibat adanya pajak yang begitu besar. Dengan adanya pajak mereka para masyarakat merasa dianiaya, “barang siapa tidak membayar pajak akan hukum tiga tahun kurungan penjara dan barang siapa ketahuan tidak membayar pajak akan dihukum mati”, begitu isi pemberitahuannya.

Setiap bulan semua orang membayar pajak, walaupun uang mereka hanya untuk makan selama satu bulan, karena takut dihukum penjara mereka memutuskan untuk membayar pajak dari pada dihukum penjara, tetapi ada beberapa orang yang cara berpikirnya lain mereka lebih suka dipenjara dari pada hidup sengsara karena di penjara setiap pagi, siang, dan sore di beri makan, sedangkan kalau membayar pajak, perut lapar, kerja banyak, capek, dan akhirnya jatuh sakit.

Raja tambah lama tambah kaya dia selalu menguburkan uangnya di suatu tempat di luar istana. Lama-kelamaan dia lupa di mana menguburkan uangnya tersebut, tetapi dia tidak perlu kuatir karena dia akan mendapatkan uang lagi dari rakyatnya.

Di luar istana ada seorang anak yang suka sekali membantu orang tuanya di sawah Ayahnya yang letaknya jauh dari desa. Anak ini bernama Heri anak seorang petani yang miskin. Setiap pulang dari sawahnya dia selalu bermain ke sungai untuk mencari ikan. Ikan yang dia dapat tidak di makan, melainkan dipeliharanya, karena dia tidak mengetahui cara memelihara ikan. Jadi ikannya mati terus tetapi tidak dimakannya melainkan di kuburnya pada suatu tempat.

Heri yang sangat suka memelihara ikan tetapi sayangnya ikannya mati terus. Karena dia sedih maka dikuburnya ikannya pada suatu tempat. Di galinya lubang yang dalam, ketika dia lagi mencangkul, cangkulnya menumbur benda yang keras, Heri kaget dia terus menggali lubang tersebut, ternyata benda yang keras tersebut adalah sebuah peti. Setelah dibukanya ternyata isinya uang yang banyak sekali. Heri langsung membawanya pulang dia tidak lupa menguburkan ikannya di dalam lubang yang digalinya tadi.

Heri memberitahukan peti yang didapatkannya itu kepada orang tuanya yaitu Ayah dan ibunya, Ayahnya bertanya “Dari mana kamu dapatkan uang sebanyak ini”, Heri menjawab “aku mandapatkannya pada saat aku menggali lubang untuk menguburkan ikanku yang telah mati”. Ayah dan Ibunya Heri sangat senang kepada Heri, karena di saat kesusahan karena pajak yang begitu besar keluarga Heri dapat hidup dengan tenang.

Walau mereka menjadi orang yang kaya tetapi mereka tidak sombong, dan selalu menolong orang yang kesusahan. Heri sangat senang sekali dapat menolong orang yang sedang kesusahan.

Raja kembali mengingat-ingat kembali dimana dia mengubur uangnya, ia ingat dia menguburnya di antara lima pohon yang berbaris yang mengarah ke sungai dan disebelahnya ada batu besar. Setelah ingat sang Raja langsung pergi dan menggali tempat tersebut setelah digalinya didapatnya buntang ikan yang telah membusuk.

Walaupun petinya hilang tetapi Raja tetap tidak kapok dia masih saja terus menyimpan uangnya di dalam tanah karena kalau dia menyimpan di Istana bakal ketahuan selirnya.

Raja yang Pikun

Di suatu desa yang rakyatnya hidup tidak makmur akibat adanya pajak yang begitu besar. Dengan adanya pajak mereka para masyarakat merasa dianiaya, “barang siapa tidak membayar pajak akan hukum tiga tahun kurungan penjara dan barang siapa ketahuan tidak membayar pajak akan dihukum mati”, begitu isi pemberitahuannya.

Setiap bulan semua orang membayar pajak, walaupun uang mereka hanya untuk makan selama satu bulan, karena takut dihukum penjara mereka memutuskan untuk membayar pajak dari pada dihukum penjara, tetapi ada beberapa orang yang cara berpikirnya lain mereka lebih suka dipenjara dari pada hidup sengsara karena di penjara setiap pagi, siang, dan sore di beri makan, sedangkan kalau membayar pajak, perut lapar, kerja banyak, capek, dan akhirnya jatuh sakit.

Raja tambah lama tambah kaya dia selalu menguburkan uangnya di suatu tempat di luar istana. Lama-kelamaan dia lupa di mana menguburkan uangnya tersebut, tetapi dia tidak perlu kuatir karena dia akan mendapatkan uang lagi dari rakyatnya.

Di luar istana ada seorang anak yang suka sekali membantu orang tuanya di sawah Ayahnya yang letaknya jauh dari desa. Anak ini bernama Heri anak seorang petani yang miskin. Setiap pulang dari sawahnya dia selalu bermain ke sungai untuk mencari ikan. Ikan yang dia dapat tidak di makan, melainkan dipeliharanya, karena dia tidak mengetahui cara memelihara ikan. Jadi ikannya mati terus tetapi tidak dimakannya melainkan di kuburnya pada suatu tempat.

Heri yang sangat suka memelihara ikan tetapi sayangnya ikannya mati terus. Karena dia sedih maka dikuburnya ikannya pada suatu tempat. Di galinya lubang yang dalam, ketika dia lagi mencangkul, cangkulnya menumbur benda yang keras, Heri kaget dia terus menggali lubang tersebut, ternyata benda yang keras tersebut adalah sebuah peti. Setelah dibukanya ternyata isinya uang yang banyak sekali. Heri langsung membawanya pulang dia tidak lupa menguburkan ikannya di dalam lubang yang digalinya tadi.

Heri memberitahukan peti yang didapatkannya itu kepada orang tuanya yaitu Ayah dan ibunya, Ayahnya bertanya “Dari mana kamu dapatkan uang sebanyak ini”, Heri menjawab “aku mandapatkannya pada saat aku menggali lubang untuk menguburkan ikanku yang telah mati”. Ayah dan Ibunya Heri sangat senang kepada Heri, karena di saat kesusahan karena pajak yang begitu besar keluarga Heri dapat hidup dengan tenang.

Walau mereka menjadi orang yang kaya tetapi mereka tidak sombong, dan selalu menolong orang yang kesusahan. Heri sangat senang sekali dapat menolong orang yang sedang kesusahan.

Raja kembali mengingat-ingat kembali dimana dia mengubur uangnya, ia ingat dia menguburnya di antara lima pohon yang berbaris yang mengarah ke sungai dan disebelahnya ada batu besar. Setelah ingat sang Raja langsung pergi dan menggali tempat tersebut setelah digalinya didapatnya buntang ikan yang telah membusuk.

Walaupun petinya hilang tetapi Raja tetap tidak kapok dia masih saja terus menyimpan uangnya di dalam tanah karena kalau dia menyimpan di Istana bakal ketahuan selirnya.

Tas Ajaib

Di suatu tempat di kebun Pak Arwana, hiduplah Suami Istri yang mempunyai anak yang bernama Tukul. Mereka hidup sederhana cukup makan cukup minum. Mereka mempunyai kebiasaan suka menolong orang yang sedang kesusahan, karena kebiasaannya itu banyak penduduk yang senang terhadap mereka. Hari demi hari di habiskannya untuk berkebun di ladang tiada kejenuhan di hatinya. Anaknya yang bernama Tukul mempunyai kebiasaan seperti Ayahnya tetapi tidak hanya menghabiskan waktunya di ladang. Ia juga gemar membaca dari buku cerita sampai buku Pelajaran, karena ketidakmampuan orang tuanya untuk membeli buku, maka ia selalu meminjam buku dari perpustakaan sekolah atau meminjam dengan teman dekatnya.

Walaupun begitu dia sering kali lupa dimana dia meletakkan buku tersebut makanya dia sering menunda pengembalian buku baik buku temannya mau buku sekolah sampai dia menemukan buku tersebut. Ketidakpastiannya itu membuat temannya menjadi jengkel kepadanya. Meskipun begitu, dia tidak pernah menghilangkan buku temannya. Pada suatu hari tibalah musim penghujan yang sangat deras, semua tanaman menjadi hancur. Akibatnya tidak ada panen yang dapat dihasilkannya. Setelah musim hujan, tibalah musim kemarau yang membuat sulit, untuk menyiram tanaman yang begitu banyak. Jadi tidak semua tanaman mendapat air yang cukup. Panennya agak terhambat karena musim kemarau.

Di saat pendapatan dikit dan uang sekolah anaknya begitu banyak, untuk makan saja mereka kekurangan. Jadi terpaksa ayahnya meminjam uang kepadaorang . Walau bisa meminjam uang mereka belum tentu sanggup untuk mengembalikannya. Di suatu tempat dimana mereka biasa duduk bersantai setelah bekerja datanglah seseorang menghampirinya, bajunya kusut kumal dan compang-camping dia sedang kelelahan berjalan dan menanyakan “bolehkah saya duduk disini” danTukul menjawab “boleh saja”. Tukul berpikir pasti dia sedang kelaparan dan kehausan, Tukul segera memberi makan orang tua itu dan memberi minum.

Setelah selesai orang tua itu mengucapkan terimakasih dan memberikan sebuah tas yang jelek dan compang-camping sebagai imbalannya, Tukul
menolak pemberian orang tua tersebut karena dia memberi makan dan minum tidak bermaksud apa-apa, hanya agak sedih kalau melihat orang kesusahan. Namun orang tua itu terus memaksa, dan pada akhirnya Tukul menerima tas tersebut. Setelah itu orang tua itu pergi melanjutkan perjalanan.

Hari berikutnya Tukul bangun pagi-pagi tidak seperti biasanya agak siang sedikit. Kemudian ia melihat tas yang diberikan orang tua kemarin sore, Tukul terkejut melihat tas tersebut yang pertamanya jelek dan compangcamping menjadi tas yang bagus dan berkilauan cahaya. Tukul pergi ke sekolah sesampai di sekolah semua temannya melihat tas yang di pakainya dan menanyakan “darimana kamu mendapatkan tas sebagus ini” dan temannya yang lain berkata “pasti kamu mencurinya”, “tidak saya tidak mencurinya” jawab Tukul, “sudahlah” kata temannya “mengaku saja”. Tukul tidak mau memberitahukan kepada temannya dari mana dia mendapatkan tas tersebut karena temannya pasti tidak percaya yang dia katakan.

Sesampai di rumah, Ibunya bertanya kepadanya “dari mana kamu mendapatkan tas sebagus ini” dan Tukul meceritakan kejadiannya kepada Ibunya. Setelah itu Ibunya percaya yang dikatakan anaknya karena dia tidak pernah bohong kecuali kalau dia sedang lupa. Setelah itu Ayahnya menanyakan hal yang sama kepada Tukul dan Tukul menceritakan kejadiannya kepada Ayahnya dan Ayahnya percaya karena Tukul tidak pernah berbohong. Tukul sangat senang karena orang tuanya percaya yang di katakannya.

Tak terasa satu malam telah berlalu pagi-pagi Tukul sudah bangun dan menyiapkan mata pelajarannya sampai di sekolah lonceng berbunyi tanda sudah masuk ke kelas. Tukul bergegas dan duduk di bangkunya. Pak Guru masuk ke kelasnya dan memeriksa PR masing-masing dan siapa yang tidak membuat PR disuruh berdiri di depan kelas sampai waktu istirahat. Sewaktu Tukul membuka tasnya dilihatnya semua bukunya tidak ada padahal dia sudah mempersiapkan bukunya tadi pagi. Hati Tukul cemas wajahnya pucat di lihat pak guru dan pak guru bertanya
“kamu sakit ya”,
“tiiidak pak” jawab Tukul ketakutan.
“Kalau tidak sakit kenapa kamu pucat sekali” tanya gurunya lagi.
“Aaanu paak buuku saaya hiilang” jawab Tukul.
“Apa… buku kamu hilang !!! kok bisa begitu” kata gurunya.
“Entahlah saaya juga tidak tahu coba bapak lihat sendiri” kata Tukul.
Gurunya pun langsung memeriksa tas Tukul dan dia berkata “Nah ini bukumu” sambil mengeluarkan buku Tukul dari tasnya,
“Haa…ah… loh… kok… ada ! sih tadikan tidak ada” kata Tukul keheranan.
“Tukul…Tukul…. kamu ini ada-ada saja” kata pak gurunya.

Setelah pulang sekolah Tukul termenung membayangkan yang dikatakan pak gurunya, disangkanya Tukul main-main. Hari-hari demi hari waktu terus berjalan, tibalah saatnya ulangan umum kenaikan kelas. Setiap hari Tukul belajar dengan tekun siang atau malam tidak dihiraukannya. Hari Ulangan umum tiba Tukul kelihatannya santai saja karena dia rajin belajar, teman-teman Tukul merasa cemas karena tidak satu soal yang mereka ketahui dan terpaksa mereka menyontek buku, buku terus di bolak-balik tetapi jawabannya belum ketemu juga. Setelah selesai ulangan mereka pulang bersama-sama sambil berbicara tentang ulangan umum tadi.

Di rumahnya sewaktu Tukul mau mengambil bukunya dia melihat bukunya tidak ada lagi di tasnya, ia bingung harus mencarinya dimana karena ia yakin meletakkanbuku-bukunya hanya di dalam tasnya.
Kemudian ia bertanya pada ibunya, “Ibu ya… yang mengambil buku saya”.
Ibunya menjawab “Ibukan sedang menggosok pakaian dan mana mungkin ibu mengambil bukumu dan buat apakah ibu mengambil bukumu, coba tanya sama ayah mungkin Ayah tahu”.
Tukul berbicara kepada Ayahnya, “Ayah ya… yang mengambil buku Tukul”.
“Tidak… Ayahkan barusan pulang dari mengobrol di rumah tetangga, coba kamu lihat lagi mungkin kamu lupa meletakkannya”.
Mereka bersama-sama melihat tas Tukul ternyata bukunya masih ada dalam tasnya, Tukul bingung sungguh tidak masuk di akal. Setelah itu Ayah dan Ibunya pergi dan melanjutkan kegiatannya lagi. Kemudian Ibunya berbisik kepada Ayah “Darimana anak itu belajar berbohong dan siapayang mengajarinya ?”.

Setelah lama Tukul dipermainkan oleh tasnya akhirnya dia baru tahu bahwa tas yang dipakainya adalah tas ajaib yang di pergunakan oleh orang untuk menyimpan barang berharga seperti emas dan intan. Juga di pergunakan sebagai tempat untuk bersembunyi dalam perperangan. Di dalam tas inilah tempat yang paling aman. Dengan tasnya tersebut Tukul tidak perlu lagi meletakkan buku-bukunya di sembarang tempat karena di dalam tas seperti di dalam sebuah rumah yang mewah. Sehingga Tukul menyimpan semua buku-bukunya di dalam tas tersebut. Jadi dia tidak usah capek-capek mempersiapkan bukunya setiap hari.

Semua ulangan umum sudah di lewatinya, tinggal menerima hasilnya saja baik atau sebaliknya buruk. Setelah tiba saatnya pembagian rapot,Tukul mendapatkan rapotnya. Ternyata hasil dari nilai-nilai Tukul di rapot memuaskan. Tukul mendapatkan ranking pertama di kelasnya, orang tua Tukul sangat senang melihat anaknya mendapat juara.

Tas ajaib sungguh membuat hatinya gembira, setiap kali temannya meminta Tukul mengembalikan buku pinjamannya ia selalu membawanya. Sehingga teman-teman Tukul sangat senang kepada Tukul.

Ketinggalan Uang

Pagi hari aku bangun kesiangan, ambil handuk dan pergi ke kamar mandi dengan cepatnya. Setelah selesai aku pakai baju dan langsung menyiapkan mata pelajaran, minta uang dan uang tersebut aku letakkan di atas meja makan dan pergi ke sekolah setelah pukul 7:25. Aku dapat angkot dan langsung naik ke dalam angkot.

Banyak orang duduk dengan padat, setelah hampir tujuan aku mengambil ongkos di saku ternyata sakuku kosong isinya, aku baru ingat bahwa aku meletakkan uangku tadi diatas meja makan. Hati ku sangat cemas, sampai tujuan anak sekolah lain turun dari angkot secara rebutan aku ikut juga. Orang pada membayar ongkos tetapi aku tidak, untung pak sopirnya tidak tahu.

Sampai di sekolah waktu istirahat perutku lapar karena belum makan tadi pagi di rumah, istirahat pertama dan kedua aku tidak makan. Sampai pulang sekolah aku meminta tolong kepada teman untuk meminjamkan uang kepada ku, untung saja dia memiliki uang yang lebih dan dia bersedia meminjamkan uangnya kepadaku dan aku berjanji untuk mengembalikannya besok.

Sampai di rumah uang yang tadi pagi tertinggal masih ada di meja makan, aku mengambilnya dan menjajaninya sampai perutku kenyang. Setelah pukul 1.00 siang aku duduk di depan tv untuk menonton film. Dalam hatiku berkata “Untung saja ada teman yang mau meminjamkan uang kalau tidak aku pulang jalan kaki”. Dan esoknya aku mengembalikan uang yang ku pinjam kepada teman ku, aku mengucapkan “terima kasih banyakatas pinjamannya”.

Kisah Seorang Koki Terkenal

Di Jepang, Green memulai hidupnya, orang tuanya yang bekerja sebagai ahli masak di restoran Jepang selalu banyak akalnya, untuk membuat masakkan menjadi laku terjual. Dan banyak orang yang menyukai masakannya, walaupun terkadang rasanya begitu aneh di lidah. Green panggilannya dia suka memasak dan mulai mengikuti usaha Ayahnya. Ayahnya merasa senang dengan kegemaran memasak Anaknya yang masakkan lebih enak dari pada masakan dia sendiri.

Dalam berbagai hal Green boy sangat di sukai temannya karena pintar memasak makanan. Setiap pelajaran masak-memasak selalu saja Green
yang menjadi ketuanya. Hari demi hari digunakannya untuk memasak makanan. Setiap pagi Green pergi ke sekolah sebelum itu dia selalu menyiapkan sarapannya sendiri dan menyiapkan masakan Ayahnya yang selalu bangun kesiangan dan selalu terlambat datang kerja.

Di sekolah, Green selalu di puji oleh teman dan gurunya, ia selalu bisa saja menggoda daya tarik orang lain. Dalam pelajaran di sekolah Green merupakan anak yang pintar dan di rumahnya dia juga rajin belajar. Setelah pulang dari sekolahnya Green pergi ke tempat ayahnya bekerja untuk membantunya dan juga untuk mengetahui masakkan apa lagi yang di masak Ayahnya sekalian belajar memasak dengan Ayahnya.

Setelah lulus SLTA Green Boy masuk sekolah jurusan Tata boga yang merupakan kegemarannya dalam bidang masak-memasak. Ternyata banyak juga di Jepang orang yang pintar memasak, yang merupakan saingan Green. Setiap hari dia berusaha untuk mengalahkan teman-temannya, sampai akhirnya berpisah, karena telah lulus UMPTN jurusan tata boga. Banyak teman-temannya yang menjadi Ahli masak terkenal sedangkan Green hanya melanjutkan usaha Ayahnya saja. Ayahnya yang semakin lama semakin tua usianya dan akhirnya meninggal dunia. Hati Green menjadi sakit akibat Kematian Ayahnya. Green hidupnya sendirian.

Pada suatu hari Green melihat brosur di jalanan yang isinya akan diadakannya pertandingan masak di Jepang. Green bergegas mendaftar ikut pertandingan. Setiap hari dia berlatih memasak dan setiap kali dia memasak rasanya berlainan. Ia sekarang sudah mengetahui cara memasak makanan agar rasanya menjadi enak dimakan dan mengandung banyak Vitamin. Pada saat hari pertandingan tiba, jantung Green berdedak keras takut tidak dapat memenangkan pertandingan dan membuat nama Ayahnya yang telah almarhum tidak dikenang orang lagi dikalangan masyarakat Jepang.

Orang-orang pada bertepuk tangan semua, ahli masak yang mengikuti lomba mulai memasak termasuk juga Green. Dalam pertandingan Green menjadi orang yang hebat karena dia selalu menunjukkan gaya masaknya yang begitu bagus dengan garpu di tangan kiri dan pisau di tangan kanan dia menunjukkan cara masak dengan cepat. Dengan cepat Green menyelesaikan masakannya dan waktu perlombaan habis “teeeeeeeeeeet”.
“Pertandingan selesai, dewan juri diharapkan untuk mencicipi makanan para peserta lomba”. Semua orang yang menonton atau yang mengikuti lomba terdiam melihat cara mencicipi makanan yang lahap sekali seperti orang tidak makan satu bulan, semua masakkan rasanya enak semuanya dewan juri kembali berdiskusi. Dilihat dari segi gizi Green menang, dilihat dari segi menata makanan Green menang, dilihat dari segi rasa makanan Greenlah yang paling unggul.

Saat pengumuman pemenang tiba, jantung Green berdebar dengan kencang, di hatinya dia berkata “Apakah saya akan menang ?”. Komentator segera mengumumkan pemenangnya “Yang memenangkan pertandingan memasak kali ini adalah Green Boy dari Jepang, penonton bersorak riang. Kepada Green boy diharapkan untuk maju ke panggung untuk penyerahan hadiah.

Green boy sangat senang akhirnya cita-citanya untuk jadi ahli masak terkenal sudah menjadi kenyataan, Green Boy berkata “Ayahku pasti akan senang apabila dia melihat aku berhasil dalam cita-citaku ini dan tidaklah siasia aku disekolahkan di sekolah jurusan Tata Boga”. Penonton semuanya terharu mendengar ucapan Green.

Ukuran standar cetak foto

Berikut ini adalah ukuran standar cetak foto. Karena tujuannya untuk dicetak, maka ukuran resolusinya adalah 300 dpi.

  • 3R = 8,89 x 12,7 cm = 3,5 x 5 inchi
  • 4R = 10,16 x 15,24 cm = 4 x 6 inchi
  • 5R = 12,7 x 17,78 cm = 5 x 7 inchi
  • 8R = 20,32 x 25,4 cm = 8 x 10 inchi
  • 10R = 25,4 x 30,48 cm = 10 x 12 inchi
  • 12R = 30,48 x 39,37 cm = 12 x 15,5 inchi
  • 16R = 40,64 x 50,8 cm = 16 x 20 inchi
  • 20R = 50,8 x 60,96 cm = 20 x 24 inchi
  • 24R = 60,96 x 80 cm = 24 x 31,5 inchi
  • 30R = 75 x 100 cm = 30 x 40 inchi

Catatan
Karena penyesuaian ukuran antara centimeter dan inchi tidak bisa detil sekali, maka saya sarankan untuk menggunakan ukuran dalam inchi saat Anda membuat gambarnya.

Membuat kartun dengan Photoshop

Pada tutorial photoshop kali ini, akan saya gunakan untuk membahas cara membuat efek kartun. Seperti yang pernah saya janjikan pada akhir tutorial Photoshop membuat efek komik. Dan seperti yang saya utarakan di halaman awal, bahwa efek ini lumayan rumit pembuatannya. Untuk dapat membuat efek ini, sebelumnya harus lebih dulu memahami penggunaan palet layer, pembuatan garis dan shape dengan Pen tools, dan pemilihan warna. Selain itu, jika mempunyai pengetahuan tentang anatomi wajah / tubuh manusia, akan merupakan sebuah ketrampilan tambahan yang berguna.

Pada efek kartun kali ini, kita akan membuat banyak bentuk-bentuk secara manual menggunakan Pen Tools. Tehnik seperti ini ada juga yang menyebut sebagai tracing, vektor. Sebenarnya, tehnik seperti ini akan lebih cocok bila dijalankan pada Adobe Illustrator. Namun karena pokok bahasan kita adalah Photoshop, maka sekarang kita coba menggunakan Photoshop saja, walaupun tentunya cara pembuatannya akan lebih rumit.

Jika ingin melihat contoh lain dari gambar trace/vektor ini, beberapa hari yang lalu pernah saya buatkan. Bisa dilihat di Galeri halaman 2.

Langkah pembuatan trace pada foto

Langkah 1
Bukalah sebuah foto dengan Photoshop. Pada contoh tutorial ini, saya menggunakan foto Mas Wasidi aka Si Kecil.

tutorial photoshop trace efek kartun 1

Langkah 2
Karena kondisi foto ini terlalu gelap, maka agar lebih nampak perbedaan antara daerah gelap dan terangnya, maka saya atur dulu pewarnaannya menggunakan Image > Adjustment > Shadow Highlights.

tutorial photoshop trace efek kartun 2

Langkah 3
Duplikat layer background ini, agar kita mempunyai cadangan foto yang aslinya. Untuk jaga-jaga, siapa tahu nanti membutuhkan gambar aslinya. Dan memang akhirnya kita juga butuh foto aslinya, untuk membuat bentuk-bentuk yang agak rumit, misalnya mata dan bibir.
Cara untuk menduplikat ini bisa dengan Ctrl + J, atau dengan menarik nama layer ke arah icon Create New Layer.

Langkah 4
Pilih menu Image > Adjustment > Posterize. Isikan nilai yang kecil. Misalnya 4.

tutorial photoshop trace efek kartun 3

Tujuan langkah ini adalah untuk mengurangi jumlah warna yang digunakan.

Langkah 5
Duplikat lagi layer foto yang sudah diposterize ini. Ubah blending option menjadi Darken.

tutorial photoshop trace efek kartun 4

Pilih menu Filter > Blur > Gaussian Blur. Atur nilai Radius secukupnya, sambil melihat gambar aslinya (jangan melihat gambar preview pada kotak dialog Gaussian Blur). Tujuan langkah ini adalah untuk membuat agar muncul perbatasan yang lebih tegas pada tiap warna yang ada.

tutorial photoshop trace efek kartun 5

Langkah 6
Sekarang kita mulai langkah pembuatan layer untuk melakukan trace.
Buatlah sebuah layer baru, dengan cara melakukan klik pada icon Create a new layer (di gambar dibawah ini saya tandai dengan lingkaran merah) . Kemudian ubahlah nilai opacity pada layer ini hingga 0% (saya tandai dengan lingkaran biru).

tutorial photoshop trace efek kartun 6

Langkah 7
Pilih Pen tools pada tool box photoshop (lingkaran merah pada gambar tutorial photoshop di bawah ini).

tutorial photoshop trace efek kartun 7

Kemudian lakukan pengaturan pada option bar. Pilihlah icon Shape layers (gambar lingkaran biru). Klik icon segitiga geometri option (gambar lingkaran hijau), kemudian beri tanda cek pada pilihan Rubber Band.

Di sebelah kanan dari pengaturan tersebut, terdapat beberapa icon lagi (gambar lingkaran ungu). Tentunya sudah Anda pelajari pada tutorial photoshop sebelum ini. Jika belum, silahkan dibaca dulu pada Cara Pembuatan Shape.

Sedangkan tentang penggunaan pen tool bisa dibaca pada Tutorial Photoshop yang judulnya Membuat Seleksi Dengan Path.

Langkah 8
Buatlah bentuk shape menggunakan Pen tool. Buatlah mengikuti bentuk wajah pada foto.

tutorial photoshop trace efek kartun 8

Buatlah garis path ini melingkar hingga menyambung dari titik awal sampai akhir, sehingga terjadi sebuah bentuk bangun.

tutorial photoshop trace efek kartun 9

Langkah 9
Ulangi langkah ke-6 dan ke-7, namun kali ini buatlah bentuk shape pada area warna yang lain. Setiap bentuk shape dibuat pada sebuah layer baru.

tutorial photoshop trace efek kartun 10

tutorial photoshop trace efek kartun 11

Jumlah bentuk shape yang dibuat kita batasi antara 2 sampai 4 warna saja.

Langkah 10

Ubahlah nilai opacity pada layer-layer shape yang sudah kita buat tadi. Opacity kita buat hingga 100%. Sehingga nampak foto tertutupi oleh warna-warna.

Untuk mengubah warna pada setiap layer shape, lakukan dengan cara melakukan klik 2 kali pada thumbnail layer-nya. Kemudian pilih salah satu warna.

tutorial photoshop trace efek kartun 12

Sebagai panduan dalam memilih warna-warna kulit, berikut ini saya sertakan beberapa warna yang bisa Anda gunakan.

tutorial photoshop trace efek kartun 13

Ubahlah setiap warna pada semua bagian wajah tersebut.

tutorial photoshop trace efek kartun 14

Saat membuat bentuk shape pada area warna yang lain, jika ada layer yang menutupi sehingga kita kesulitan untuk menentukan bentuk shape, maka untuk sementara icon mata pada layer yang menutupi bisa dimatikan dulu atau di kurangi dulu opacity-nya.

tutorial photoshop trace efek kartun 14a

Kemudian ulangilah lagi membuat bentuk shape pada semua bagian tubuh, hingga keseluruhan foto tertutup oleh bentuk-bentuk shape.

tutorial photoshop trace efek kartun 15

Pada bagian mata dan bibir, karena bagian ini termasuk bagian pokok dalam mengenali wajah seseorang, kita perlu mematikan dulu beberapa icon mata pada palet layer. Sehingga kita bisa membuat trace dengan melihat bentuk aslinya yang belum ter-posterize.

Untuk bagian jenggot, saya menggunakan Brush tool berukuran kecil yang disapukan pada gambar dengan pengaturan Brush preset Scattering.

Langkah 11
Untuk membuat latar belakang pada foto, buatlah sebuah layer baru yang diletakkan pada urutan sebelah bawah dari bentuk-bentuk shape tersebut. Layer baru ini bisa diisi warna sesuka Anda, dengan memilih menu Edit > Fill.

tutorial photoshop trace efek kartun 16

Warna tidak harus putih, Anda bisa juga menggunakan warna-warna lain, misalnya dengan Gradient Tools seperti berikut ini.

tutorial photoshop trace efek kartun 17

Jika semua gambar akan dijadikan satu, bisa dilakukan dengan memilih menu Layer > Flatten Image.

Selamat mencoba tutorial membuat kartun dengan Photoshop ini.